Ad Code

Dari Buraidah RA, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah kufur”. [HR. Khamsah, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 343]

Dzikir Sesudah Shalat

Dzikir Sesudah Shalat

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. قَالَ الْوَلِيدُ: فَقُلْتُ لَلا وْزَعِيِّ : كَيْفَ الاسْتِغْفَارُ ؟ قَالَ : تَقُوْلُ اسْتَغْفِرُ اللهَ اسْتَغْفِرُ اللهَ. مسلم ٤١٤:١

Dari Tsauban, dia berkata: Adalah Rasulullah SAW apabila selesai dari shalat, beliau memohon ampun (membaca istighfar) tiga kali. Lalu beliau membaca, Alloohumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarokta dzal jalaali wal ikroom "Ya Allah, Engkau Maha Selamat, dan dari Engkaulah datangnya keselamatan. Engkau Maha Berkah, wahai Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Mulia". Al-Walid (perawi) berkata: Aku bertanya kepada Al-Auza'iy, "Bagaimana bacaan istighfar itu?". Al-Auza'iy menjawab, "Astaghfirullooh, astaghfirullooh". (Aku mohon ampun kepada Allah, aku mohon ampunan kepada Allah). [HR. Muslim Juz 1, hal. 414]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ وَكَبَّرَ اللَّهُ ثَلَاثًا وَثَلاثِينَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتَسْعُوْنَ. وَقَالَ تَمَامَ الْمَائَةِ لَا إِلَهَ الا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ . مسلم ١: ٤١٨

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang setiap habis shalat membaca tasbih sebanyak tiga puluh tiga kali, tahmid sebanyak tiga puluh tiga kali, takbir sebanyak tiga puluh tiga kali, yang demikian itu berarti sembilan puluh sembilan kali". Nabi SAW bersabda, "Dan genap seratusnya ia mengucap, Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. (Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia atas segala sesuatu Berkuasa), maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di laut". [HR. Muslim Juz 1, hal. 418]

كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى الْمُغِيرَةِ : اكْتُبْ إِلَيَّ بِشَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : فَكَتَبَ إِلَيْهِ. سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِذَا قَضَى الصَّلَاةَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفُعَ ذَا الْحَدِ مِنْكَ الْجَدُّ. مسلم ١: ٤١٥

Mu'awiyah berkirim surat kepada Mughirah yang isinya, "Tuliskanlah untukku sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah SAW" (Rawi) berkata: Mughirah pun berkirim surat kepada Mu'awiyah yang isinya, "Aku mendengar Rasulullah SAW setiap kali selesai shalat, beliau berdoa Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. Alloohumma laa maani'a limaa a'thoita wa laa mu'thiya limaa mana'ta, wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu. (Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia atas segala sesuatu berkuasa. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi terhadap apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau halangi, dan tidak bermanfaat (kekayaan itu) terhadap orang yang kaya, dari-Mu lah kekayaan itu". [HR. Muslim juz 1, hal. 415]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: خَصْلَتَانِ أَوْ خَلْتَانِ لَا يُحَافِظُ عَلَيْهِمَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ، هُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيْلٌ : يُسَبِّحُ فِي دبرِ كُلِّ صَلَاةِ عَشْرًا وَيَحْمَدُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُ عَشْرًا، فَذَلِكَ حَمْسُونَ وَمِائَةٌ بِالنِّسَانِ وَالْفٌ وَخَمْسُمِائَةٍ فِي الْمِيزَانِ. وَيُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِيْنَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ وَيَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلاثِينَ وَيُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلاثِينَ، فَذَلِكَ مِائَةٌ بِالنِّسَانِ وَالْفَ فِي الْمِيزَانِ، فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهَا بَيَدِهِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ هُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيْلٌ؟ قَالَ: يَأْتِي أَحَدَ كُمْ يَعْنِي الشَّيْطَانُ فِي مَنَامِهِ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُولَهُ، وَيَأْتِيْهِ فِي صلاته، فَيُذَكِّرُهُ حَاجَةً قَبْلَ أَنْ يَقُولَهَا . ابو داود ٣١٦:٤

Dari Abdullah bin 'Umar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Ada dua perkara, tidaklah seorang muslim menjaga atas keduanya kecuali dia masuk surga. Dua perkara itu mudah, tetapi orang yang mengamalkannya sedikit, yaitu setiap sehabis shalat (fardlu) bertasbih kepada Allah Ta'ala sepuluh kali, membaca tahmid sepuluh kali dan membaca takbir sepuluh kali. Maka yang demikian itu adalah seratus lima puluh di lisan, dan seribu lima ratus pada timbangan amal. Dan apabila akan tidur membaca takbir tiga puluh empat kali, membaca tahmid tiga puluh tiga kali dan membaca tasbih tiga puluh tiga kali. Maka yang demikian itu adalah seratus di lisan, dan seribu pada timbangan amal". Berkata (Abdullah bin 'Umar), "Sesung-guhnya saya melihat Rasulullah SAW menghitungnya dengan tangannya". Para shahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana keduanya itu mudah sedang orang yang mengamalkannya sedikit ?". Rasulullah SAW menjawab, "Datang kepada seseorang diantara kalian (yaitu syaithan) pada tempat tidurnya lalu ia menidurkannya sebelum orang itu sempat membacanya, dan (syaithan) datang kepadanya di dalam shalatnya, lalu mengingatkan orang itu pada kebutuhannya sebelum orang itu sempat membacanya". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 316].

اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Alloohumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika

(Ya Allah, tolonglah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbagus ibadahku kepada-Mu) HR. Abu Daud, no. 1522; An-Nasa’i, no. 1304.

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ

Dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu anhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa membaca ayat kursi di akhir setiap shalat, maka tidak yang menghalanginya untuk masuk surga kecuali kematian [HR. an-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum Wal Lailah, no. 100 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni rahimahullah  dalam Shahîhul Jâmi’, no. 6464]

مَنْ قَال حِينَ يَأْوِي إِلَى فِرَاشِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْل زَبَدِ الْبَحْر

Hadis riwayat Imam At-Tirmidzi dari Abu Sa’id, Nabi Saw bersabda; Barangsiapa ketika berada di tempat tidurnya mengucapkan; Astaghfirullaaha alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuumu wa atuubu ilaihi (Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya) sebanyak tiga kali, maka Allah mengampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih lautan.

Ringkasan Dzikir Sesudah Shalat

  1. Astaghfirullaah 3x
  2. Alloohumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarokta dzal jalaali wal ikroom
  3. Subhaanallaah 33x
  4. Alhamdulillaah 33x
  5. AllaaHu akbar 33x
  6. Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Alloohumma laa maani’a limaa a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.
  7. Alloohumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika
  8. Ayat Kursi (QS. al-Baqarah ayat 255)

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

" Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu terdiri atas lima rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammat itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, hajji ke Baitullah dan puasa Ramadlan. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 333]